SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II
Sultan Palembang Darussalam (1803-1821)
Beliau sebagai Sultan Palembang ke 8 yang alim dan bijaksana. Nama lengkapnya ialah Raden Muhammad Hasan anak dari Sultan Muhammad Bahauddin, Ibunya bernama Ratu Agung bin Datuk Murni bin Abdullah al-Haddadi. Ia dilahirkan pada hari Ahad tanggal 1 Rajab 1181H atau 1767M. di lingkungan keraton. Sebagaimana putra mahkota, ia dididik dan ditempa untuk menjadi pewaris tahta Kesultanan Palembang. Pendidikan agamanya didapat dari ulama besar waktu itu seperti: Syekh Abdus Somad al-Palembani, Syekh Muhammad Muhyiddin bin Syihabuddin, Syekh Ahmad bin Abdullah,Syekh Kms.Muhammad bin Ahmad, dan Sayid Abdurrahman al-Idrus. Kepada Syekh Abdus Somad, ia mengambil dan mengamalkan Tarekat Sammaniyah.
RM.Hasan memiliki kemauan yang besar untuk belajar dan mempunyai otak yang cerdas. Ia menguasai bahasa Arab dan Portugis serta hafal kitab suci al-Qur’an.
RM. Hasan dinobatkan menjadi sultan pada hari Senin tanggal 21 Zul Hijjah 1218H bersamaan 3 April 1804M setelah ayahnya wafat, dengan gelar Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II) Khalifatul Mukminin Sayidul Imam.
Selain sebagai sultan, ia juga seorang ulama saleh, imam besar Masjid Agung, tokoh Tarekat Sammaniyah, penulis, seorang olahragawan terutama pencak silat dan bidar. ia sangat gemar membaca dan menulis, mempelajari ilmu pengetahuan baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat, diantaranya kitab-kitab Yunani, Arab dan Mesir, tentang kemasyuran Iskandar Yang Agung, Perang Salib, kedatangan bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda ke Malaka, Aceh, Jawa dan Maluku. Ia memiliki wawasan yang luas dengan didukung oleh koleksi perpustakaannya di keraton yang cukup banyak. Ia sangat terpelajar, organisator yang baik, diplomat ulung, ahli pertahanan yang pintar dan cekatan.
Kitab-kitab karangannya antara lain: Syair Nuri, Pantun Sipelipur Hati, Sejarah Raja martalaya, Nasib Seorang Kesatria Signor Kastro, dll.
SMB II menjabat sebagai sultan selama tujuh tahun bergantian dengan adiknya Sultan Ahmad Najamuddin II ( Susuhunan Husin Dhiauddin), setelah. Selama pemerintahannya, sering terjadi beberapa pertempuran dengan Belanda dan Inggris yang ingin menguasai Palembang, seperti peristiwa pada tahun 1811, 1819 dan 1821. Dalam Bulan Desember tahun 1819 Sultan Mahmud Badaruddi II menobatkan Putra Sulungnya menjadi Raja dengan Gelar Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (1819 – 1821) , dan Sultan Mahmud Badaruddin II bergelar Susuhunan
Setelah kalah perang dengan Belanda pada tanggal 3 Juli 1821 SMB II dan Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu beserta keluarganya diasingkan dan dibuang ke Ternate Maluku Utara. akibat politik kolonial “Devide et Empera” (adu domba).SMB II wafat di Ternate pada hari Jum’at tanggal 26 Nopember 1852 bersamaan 14 Safar 1269H dalam usia 84 tahun dalam pengasingannya selama 32 tahun.
Pada tahun 1984, Sultan Mahmud Badaruddin II diberi pengharagaan oleh Pemerintah RI menjadi Pahlawan Nasional.
SMB II paling tidak memiliki 9 orang isteri diantaranya: Embok Pati Rasmi, Ratu Sepuh Asma, Ratu Anom Kosimah, Ratu Anom Kosimah, Nyayu Soleha, Nyimas Jairah, Nyayu Robi’ah, Mas Ayu Ratu Ulu, Mas Ayu Ratu Ilir, Ratu Alit. Dari perkawinannya ini ia dikaruniai 61 anak.
- Dengan isteri pertamanya Embok Pati Rasmi, melahirkan seorang puteri, yaitu:
- Raden Ayu Kramo Jayo Hatimah
- Dengan isterinya Ratu Sepuh Asma binti Pangeran Adipati Banjar Kutma bin Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, melahirkan 13 orang anak:
- Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu
- Pangeran Bupati Hamzah
- Raden Ayu Halimah
- Pangeran Prabu Kesumo Abdul Hamid
- Raden Ayu Purbayo Fatimah
- Pangeran Prabu Wijaya Husin
- Raden Ayu Azimah
- Pangeran Prabu Wijaya
- Raden Ayu Azimah Cek Ayu
- Raden
- Raden
- Raden
- Dengan isterinya Ratu Anom Kosimah, memiliki 10 orang anak:
- Pangeran Prabu Nindito Muhammad
- Raden Ayu Kramo Nato Hasanah
- Pangeran Prabu Dilaga Muhsin
- Raden Ayu Fatimah
- Raden Ayu Salma
- Pangeran Surya Dilaga Toha
- Raden Ayu Saha
- Raden Ayu Nur
- wafat lagi bayi
- wafat lagi bayi
- Dengan isterinya Nyayu Soleha, mempunyai 2 orang putera:
- Pangeran Suto Wijaya Usman
- Pangeran Suto Krama Akil
- Dengan isterinya Nyimas Jairah, memperoleh 2 orang anak:
- Pangeran Suto Dirajo Abubakar
- Raden Ayu Kramo Dirajo Salimah
- Dengan isterinya Nyayu Robi’ah, melahirkan seorang putera:
- Pangeran Putera Dinata Ali
- Dengan isterinya Masayu Ratu Ulu Nyimas Zubaidah binti Kemas Haji Muhammad bin Kms.H. Ahmad, dikaruniai 9 putera-puteri:
- Raden Ayu Kramo Diwangso Najimah
- Raden Ayu Azimah
- Pangeran Prabu Diraja Abdullah
- Raden Ayu Nazimah
- Pangeran Prabu Wikramo Abdurrahman
- Pangeran Prabu Wikramo Tohir
- Raden Ayu Zakiah
- Raden Ayu Hajima
- Raden Ayu Aminah
- Dengan isterinya Masayu Ratu Ilir, memperoleh 9 orang anak:
- Pangeran Prabu Menggala Umar
- Pangeran Prabu Diwangsa Zen
- Raden Ayu Azizah
- Raden Masyhur
- Raden Ayu Maryam
- Pangeran Idrus
- Raden Ayu Cik
- Pangeran Prabu Nata Menggala Alwi
- Raden Ayu Alwiyah.
- Dengan isterinya Ratu Alit, dikaruniai 15 orang putera-puteri:
- Pangeran Prabu Dikara asin
- Raden Ayu Siha
- Raden Ayu Salma
- Raden Ayu Sidah
- Raden Kosim
- Raden Ayu Nur
- Pangeran Surya Kesuma Syekh
- Raden Ayu Ayu
- Pangeran Kesuma Menggala Mahdor
- Pangeran Kesuma Nindita Dain
- Raden Ayu Zahra
- Raden Ayu Habibah
- Raden Ayu Latifah
- Pangeran Kesuma Diraja Muhammad Sapin
- Pangeran Kesuma Dimekaya Hanan